Srimulyani

Perjuangan Kesetaraan Gender di Indonesia

Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan RI

Bagi kaum perempuan Indonesia, Raden Ajeng Kartini yaitu sosok yang merepresentasikan eksistensi mereka. Wanita yang merintis pengorbanan untuk hak-hak perempuan dan pengajaran wanita pada akhir 1800-an itu sudah menjadi sosok pahlawan yang cita-cita dan pemikirannya dikenang sampai hari ini. Sejauh mana kemajuan kesetaraan gender sudah ditempuh kini?

Banyak kemajuan pada pencapaian sosial, ekonomi, kebiasaan, dan politik bagi kaum perempuan di semua dunia. Organisasi masyarakat sipil, institusi internasional, perusahaan swasta, pemerintah, dan individu di semua dunia kian menyadari akan nasib perempuan. Tetapi kesenjangan gender konsisten masih terjadi. Laporan Global Gender Gap 2017 di World Economic Forum menyimpulkan bahwa kesetaraan gender masih mesti diraih lebih dari 200 tahun lagi. Inilah alasan kenapa kita perlu terus memperjuangkannya.

Laporan terupdate UN Women mengucapkan bahwa kita perlu bertindak lebih banyak untuk memberdayakan kaum perempuan yang ketinggalan. Di dunia, wanita lebih mungkin hidup dalam kemiskinan ketimbang pria. Kesenjangan gender dalam kemiskinan-mereka yang pendapatannya kurang dari US$ 1,90 per hari-menempuh 22 persen selama masa produktif wanita. Tetapi ini disebabkan mereka kesusahan menyeimbangkan antara profesi di luar dan profesi rumah.

Lebih dari 50 persen perempuan dan si kecil perempuan perkotaan di negara-negara berkembang hidup dalam situasi tak mempunyai jalan masuk air bersih, fasilitas sanitasi yang bagus, serta perumahan dan lingkungan yang memadai. Pada hampir tiap-tiap ukuran pembangunan, perempuan pedesaan bernasib lebih buruk ketimbang laki-laki pedesaan atau perempuan perkotaan. Mereka secara tak proporsional terkena imbas kemiskinan dan tak mempunyai jalan masuk yang seimbang atas tanah dan sumber tenaga alam, infrastruktur dan layanan, serta kesenjangan jalan masuk kepada profesi yang cocok dan perlindungan sosial.

Indonesia mempunyai kans untuk menyelesaikan dilema hal yang demikian dengan cara kerja program Dana Desa. Ini tak cuma untuk pembangunan infrastruktur dasar, seperti air bersih dan sanitasi, namun juga bantuan modal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan, khususnya perempuan.

Kesetaraan gender yakni komponen integral dari Rencana Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Tetapi ini sungguh-sungguh penting sebab setengah penduduk dunia yaitu perempuan dan mereka mempunyai hak untuk sama-sama terwakili. Umum hal ini juga memperlihatkan bahwa separo dari potensi dunia belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menempuh kemakmuran dan kesejahteraan. Partisipasi kekuatan kerja perempuan masih rendah di beberapa besar negara, termasuk Indonesia.

Keterlibatan Wanita Pada Pemilihan Umum

Sebagai warga Indonesia, aku cukup bersuka ria memandang bahwa pada Pemilihan Tetapi 2014 terdapat persyaratan 30 persen perwakilan perempuan dalam daftar calon member parlemen. Umum jumlah perempuan yang benar-benar meraih tempat duduk parlemen cuma 17,1 persen pada pemilihan yang lalu. Kurangnya keterwakilan perempuan itu bisa menjadikan produk-produk kebijakan yang tak sensitif gender. Ini berarti bahwa beberapa besar kebijakan masih netral secara gender dan dalam kenyataannya mempertahankan ketidaksetaraan gender.

Indonesia yaitu bangsa yang mayoritas penduduknya berbudaya patriarkal. Struktur ini menempatkan laki-laki di puncak tangga kelompok sosial dan mendapat lebih banyak hak dan manfaat dari perempuan. Struktur hal yang demikian menghasilkan muatan tambahan dan hambatan bagi perempuan untuk merasakan kans yang sama untuk maju. Indonesia perlu terus mengadopsi kebijakan yang sensitif kepada gender, dari fase masa kanak-kanak, sekolah, sampai di daerah kerja.

Indonesia punya potensi besar bagi kaum perempuan untuk memainkan peran penting di segala sektor. Untuk mendapatkan manfaat dari potensi ini, Indonesia perlu terus menyokong kesetaraan gender dan menghilangkan hambatan bagi kaum perempuan untuk berperan di masyarakat.

Di Kementerian Keuangan, kami terus memperkuat penganggaran berbasis gender. Banyak program pemerintah, seperti program kesehatan, pengajaran, perlindungan sosial, dan infrastruktur, yang secara lantas dan tak lantas memberi profit bagi si kecil perempuan dan kaum perempuan. Sekitar 20 persen dari anggaran tahun ini sudah dialokasikan untuk pengajaran dan 5 persen lainnya untuk kesehatan.

Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan kebijakan untuk memajukan kesetaraan gender. Kami akan terus mempromosikan kebijakan yang bisa meningkatkan kans yang seimbang bagi si kecil perempuan dan kaum perempuan. Pada ketika yang sama, masyarakat perlu menyokong dan mengadvokasi kesetaraan gender. Kita segala, pria dan wanita, mesti saling memberdayakan dalam menghasilkan kesempatan yang sama.

Kita berutang hal ini terhadap Raden Ajeng Kartini.